Selasa, 20 Desember 2011

sebuah renungan hidup


HIKMAH

Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya."(Salman al Farisi/Az Zuhd, Imam Ahmad).

"Wahai anak manusia, setiap kali engkau meminta kepada-Ku dan mengharap dari-Ku, maka Aku akan ampunkan bagimu apa yang telah lalu dan Aku tidak peduli betapapun besar dan banyaknya dosamu. Wahai anak manusia, seandainya dosa-dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak manusia, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa setumpuk dosa sebesar bumi, kemudian engkau berjumpa dengan-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku akan memberikan ampunan sebesar bumi itu pula" (Hadits Qudsi Riwayat Turmudzi)

Sifat mengampuni berarti mau menerima kesalahan orang lain sebagaimana Anda mengharapkan orang lain menerima kekurangan Anda.

Jika jiwa terbebas dari dorongan duniawi dan berputus asa dari mahluk,maka ia akan membawa hasrat dan ketamakan kepada dorongan ukrawi,sehinga jiwa bersunguh- sunguh menaatinya,mengindari dunia,menentangg hawa nafsu dan setan,serta mengikuti ilmu.Ia menjadi mitra akal dan bersabar atas apa yang menunjuki kepada kebenaran sehingga ia selamat dan menyelamatkan (Anonymous)

"Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri". (Albert Einstein)

Barangsiapa mengerjakan amal saleh, itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan al-Jaatsiyah : 15

"Dan kalau Kami kehendaki, sesungguhnya Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya adalah seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya, maka diulurkan juga lidahnya. Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar mereka berfikir". (QS. Al-A'raaf :176)

Mereka mengingkari hari akhirat, sebagaimana disinyalir dalam Al-qur'an :
"Dan mereka berkata : "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup tidak ada yang membinasakan kita selain waktu", dan mereka sekali-kali tidak tidak mengetahui pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (QS : 45:24)

Qais bin Ahmad, seorang arif bijak, berkata, "Dunia itu ketika sedang menghadapimu, dia memberimukebaikan orang lain, dan apabila sedang membelakangimu, dia mencabut darimu segala kebaikanmu."